
MEMANG tidak mudah bagi orangtua ketika anak mereka didiagnosis dengan autisme. Perasaan menyesal, bersalah, marah, atau sedih kerap dialami oleh orangtua yang harus menerima fakta demikian.
“Mengetahui anak yang begitu disayang dan diharapkan sejak kehamilan, ternyata mengalami gangguan perkembangan berbeda dari anak-anak yang lain, bisa membuat orangtua sulit menerima. Itu adalah respons awal yang normal,” kata psikiater anak dan remaja, dr Ika Widyawati SpKJ(K).
Namun demikian, orangtua perlu segera menyesuaikan diri dan perasaannya dengan kondisi anak. Pertama-tama, kata dr Ika, emosi harus dihadapi dan jangan disangkal. Hal ini penting karena untuk dapat menerima kondisi anak, orangtua harus dapat menguasai perasaan mereka terlebih dulu.
“Orangtua dapat melakukan konsultasi lebih dahulu ke psikiater atau psikolog untuk dapat mengatasi reaksi dan emosinya,” pesan ahli yang berpraktik di Klinik Tumbuh Kembang & Edukasi Terpadu RS Pondok Indah tersebut, dalam diskusi media di Jakarta, menjelang Hari Kepedulian Autiseme Sedunia 2 April.
Setelah emosi dikeluarkan dan diatasi, orangtua harus menyadari bahwa kondisi anak dengan autisme membutuhkan dukungan orangtua agar pengobatan dan penanganan kondisi anak dapat dilakukan. Orangtua bisa bertanya pada ahli, mencari informasi, atau bergabung dengan kelompok orangtua dengan masalah yang sama.
“Yang terbaik untuk mengatasi dan mendampingi anak dengan autisme adalah orangtua. Kedekatan orangtua dan anak akan memudahkan proses pengobatan dan terapi anak. Jangan lantas serahkan anak untuk ditangani suster atau pembantu. Orangtua harus mau meluangkan waktu, berpikir positif selalu, selain cerdas dan mau menjaga kesehatan jiwa raga,” pesannya.
(okz/tty)