
Dulu, kedai kopi bisa dihitung pakai jari, harganya mahal pula. Sekarang muncul kopi-kopi kekinian dengan harga terjangkau. Sebut saja Kopi TUKU, Kopi ANDALAN, Kopi FI:KA, Kopi FISI, Kopi M by Merry Riana, sampai Filosofi Kopi adalah beberapa merek es kopi susu kekinian yang bertebaran di Jakarta. Pangsa pasarnya siapa lagi kalau bukan anak-anak muda yang doyan ngopi. Apalagi semenjak ada ojek online, tinggal order via Go-Food atau Grab Food, bayar, kopi siap meluncur ke tempatmu. Beda lagi kalau niat mau kongkow, datang langsung saja ke kedai, es kopi susu kekinian siap diseruput.
Namun juga menjadi banyak pertanyaan bagi para seluruh pihak yang terkait maupun pemerhati pasar, apakah bisnis Kopi Kekinian ini merupakan TREND SESAAT atau merupakan bisnis yang SUSTAINABLE? Bagaimana KIAT dan KREATIFITAS yang diperlukan bagi para pengusaha ?
Dengan latar belakang tersebut maka “Tahun ini pertama kalinya Reed Panorama Exhibitions (RPE) memprakarsai diadakannya Indonesian Café Owner Conference bekerja sama dengan Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) mengupas topik TREN DAN FENOMENA KOPI KEKINIAN DI ERA DIGITAL. Dimana Conference ini sebagai salah satu dari 17 (tujuhbelas) program yang diadakan didalam atap Pameran Bisnis Terbesar dan Terlengkap di Indonesia yaitu the 17th edition of Franchise & License Expo Indonesia (FLEI), Café & Braisserie Indonesia (CBI) & Retail Solution Expo Indonesia (RSEI) , tanggal 13-15 September 2019 di Jakarta Convention Center,” ujar Amanda Gaban, Conference Manager Reed Panorama Exhibitions.
Conference durasi 2 jam yang dihadiri oleh kurang lebih 150 hadirin pecinta kopi ini di Moderatori oleh Moelyono Soesilo, Ahli Analisa Perkembangan Kopi dalam dan luar negeri yang memaparkan Kondisi dan Kendala serta peluang usaha Kopi Kekinian yang menjadi trend saat ini. Tak kalah menarik, sederet pembicara ternama dari industri terkait seperti Andanu Prasetyo pemilik Kedai Kopi TUKU, Erik Hidayat Wakil Ketua Bidang Industri Kreatif KADIN, Tuhu Nugraha Digital Business Consultant, Setyo Prayitno Head of Learning & Product Upnormal Coffee Roastery. Turut pula didukung oleh Barditto, E Coffee, Kopi ANDALAN, dan 3apacks.
4 (empat) konklusi dari diskusi Indonesian Café Owner Conference, dirangkum oleh Moelyono Soesilo :
1. Bisnis Kopi Susu Kekinian tetap akan berlangsung dan berkembang dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan karena
Konsumen Indonesia masih non akselerasi yaitu perubahan kecepatan yang tidak berkembang secara cepat dan stagnan. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim, sehingga minuman yang dapat diterima adalah minuman non alkohol, sehingga kopi adalah jenis minuman yg dapat di eksplore. Beda hal di negara negara barat yg banyak diminuman alkohol. Pertumbuhannya dari pemasaran minuman kopi susu kekininan seiring dan disesuaikan dgn perkembangan digital smartplan. Tren dari minuman kopi susu adalah penggabungan tehnologi dan café dengan system order dan pembayaran yang juga digital.
2. Minuman kopi Susu kekinian adalah merupakan tren gaya minuman yang akan berganti seperti layaknya tren Fashion.
Sehingga pebisnis Kopi Susu sekarang juga sudah meng-variasikan jenis minumannya ke rasa-rasa dan aroma-aroma lain.
3. Kopi Susu Kekinian adalah ibarat pintu gerbang peminum kopi pemula, yang diharapkan dapat ditingkatkan konsumen peminum kopi ini menjadi peminum kopi serius atau black coffee. Saat ini untuk produksi dan peminum kop spesialti masih dibatas dibawah 10%.
4. Tidak ada ketentuan untuk kualitas Kopi yang di masukkan kedalam Kopi Susu Kekinian. What you pay what you get. Pebisnis dapat membidik segmen targetnya dengan kualitas kopi yang dibuat dalam based espresso. Kopi Susu dominan menggunakan kopi Robusta untuk mendapatkan karakter kuat dari kopi. Kopi Robusta juga mempunyai kualitas dengan grade Fine Robusta, kualitas grade 1 sampai grade asalan.
Penyelenggara berharap bahwa hasil dan konklusi dari Conference ini bermanfaat bagi insan pengusaha Kopi Kekinian dan juga Kemajuan Industri Kopi Nasional.
Sampai jumpa di next edition of Indonesian Café Owner Conference!