Jelang Menikah, Pasangan Harus Realistis
Friday, 05 September 2014
Jelang Menikah, Pasangan Harus Realistis

MENJALANI kehidupan rumah tangga tentunya tidak mudah. Karena itu, persiapan pernikahan pun harus dilakukan sedetail mungkin.

Menurut Dr. dr. Dwidjo Saputro, SpKJ, ada beberapa hal  yang harus dipersiapkan oleh pasangan yang akan menikah. Berikut ulasan yang disampaikan saat Konferensi Keluarga Indonesia (KKI), Rabu, 3 September 2014.

Realistis

Setiap pasangan harus memiliki ekspektasi yang realistis tentang kehidupan setelah pernikahan. Ekspektasi yang realistis perlu dipikirkan guna menghindari false believe atau keyakinan yang salah. Ekspektasi yang tidak realistis perlu diubah agar tidak menimbulkan kekecewaan saat ekspektasi tersebut tidak terjadi.

"Ekspektasi yang tidak realistis itu seperti: 'kalau nikah pasti bahagia', 'bisa lepas dari orangtua' dan sebagainya," terang Dwidjo Saputro.

Kepribadian matang

Dalam hal ini maksudnya adalah memiliki kepekaan agar dapat berempati pada pasangan, keluarga pasangan, anak-anak dengan permasalahannya. Kondisi tersebut dapat terjadi dalam diri masing-masing pasangan karena menggabungkan dua kepribadian tidaklah mudah.

"Maka, kepribadian yang egosentris, eksploitasif, kompetitif, tidak mau mengalah, selalu berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri, dan lain sebagainya,"ujarnya.

Pahami ajaran keyakinan masing-masing

Setiap ajaran agama memiliki ajaran yang universal dan baik untuk kehidupan, termasuk kehidupan beragama. Ajaran agama penting karena itu merupakan pedoman kehidupan dasar bagi setiap penganutnya.

Memahami empat pilar utama keluarga

Hal terakhir yang disampaikan Dwidjo Saputro adalah pentingnya memahami empat pilar utama keluarga, yaitu komitmen, kasih sayang, saling menyayangi, dan rasa aman. 

(Okezone/fik)