
APAKAH anak Anda sudah mulai menyerang atau mengacak-acak kamar ketika sedang marah? Jika itu terjadi, berarti orangtua perlu mengatur emosinya agar perilaku buruk tersebut berhenti.
Bila anak sudah berusia di atas tujuh tahun, orangtua bisa memotong uang jajan sekolah atau membatalkan rencana pergi ke arena bermain. Namun, jika anak berusia di bawah itu, kemudian dia meluapkan amarah dengan membanting menara lego, atau melempar mainan kemana-mana, tentu butuh penanganan berbeda dan berhati-hati.
Mungkin Anda berpikir, apabila perilaku anak terus dibiarkan maka ia akan tumbuh menjadi orang dewasa yang temperamental. Tetapi, menurut penulis asal Amerika Serikat yang konsern di bidang parenting mengatakan, tidak ada hubungan perilaku anak usia dini dengan ketika ia dewasa, semua tergantung pola asuh dan lingkungan.
“Frustasi dan kemarahan adalah emosi normal, dan anak-anak butuh pelampiasan fisik yang kuat untuk mereka. Orangtua hanya perlu mengarahkan perasaan yang tetap untuk anak,” ujar Shumaker seperti dilansir Parenting, Senin (2/11/2015). Berikut lima cara mengarahkan emosi anak
Pertama, berjalanlah bersama di sekitar ruang tamu atau ruangan yang agak besar di rumah. Ketika dia berada di ruangan berisi, perhatian anak akan teralihkan. Anak akan memerhatikan benda-benda yang ada di sekitarnya dan kemarahan pun hilang.
Kedua, pergilah ke area tertutup, seperti kamar mandi, ruang bawah tanah, atau lemari. Biarkan anak melampiaskan emosinya di tempat yang aman dan tidak mengganggu tetangga, hewan peliharaan, atau saudaranya
Ketiga, berikan anak sepotong kertas besar. Biarkan dia merobek-robek itu dengan kuat. Dengan begitu anak akan merasa puas melampiaskan kemarahannya.
Kempat, kembali berjalan di sekitar rumah, dan ulangi lagi. Mungkin setelah itu anak akan kembali ke emosi normal dan bisa tertawa lagi.