
Pernahkah Anda mendengar istilah child shaming? Child shaming adalah kondisi di mana seorang anak dipermalukan. Hal ini kerap terjadi bahkan tanpa disadari oleh orangtua sendiri. Child shaming bisa berdampak pada perkembangan si kecil. Namun pengaruhnya bisa bisa berbeda-beda, tergantung pada intensitas dan frekuensi secara jangka panjang dan jangka pendek.
Menurut terapis, Karyl McBride Ph.D. bila ini dilakukan terus menerus akan ada beberapa dampak perilaku yang bisa timbul. Misalnya rendahnya kepercayaan diri, tidak merasa diinginkan, tidak merasa dicintai dan bahkan takut hingga ia beranjak dewasa. Berikut ini beberapa kebiasaan yang ternyata bisa mempermalukan anak.
1. Disiplin publik
Pada banyak kasus, mempermalukan anak memang memiliki maksud untuk mendisiplinkan anak. Namun rupanya bila dilakukan dengan cara yang salah justru bisa membuat harga dirinya rendah. Misalnya saja bila si kecil melakukan kesalahan saat berada di keramaian, lalu orangtua menegur dengan cara memarahi di depan anak yang lain. Hal ini nyatanya bisa membuatnya merasa dipermalukan.
2. Tidak membiarkan anak melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri
Memberikan saran, menolong, atau mengarahkan pada sesuatu yang menurut kita benar tentu saja tidak salah. Tapi bukan berarti dilakukan secara berlebihan. Terlalu mengarahkan anak justru bisa menekan kemandiriannya untuk melakukan sesuatu atau membuat keputusan untuk diri mereka sendiri.
3. Menetapkan harapan atau target terlalu tinggi
Menetapkan harapan yang tak realistis lalu cepat kecewa pada anak bisa menjadi beban tersendiri bagi anak. Cobalah untuk memurunkan ekspektasi yang terlalu tinggi pada anak. Harapan tersebut tentu saja perlu disesuaikan dengan usia anak. Pikirkan juga konsekuensi dari harapan yang dibuat.
4. Men-judge pilihan anak
Saat sudah beranjak lebih besar, membiasakan si kecil untuk memilih menjadi hal yang penting, namun mencoba memahami pilihan si kecil pun tak kalah penting. Menilai pilihan hanya dari sudut pandang orangtua ternyata bisa membuatnya merasa tertekan, takut, dan malah tidak belajar dari pengalaman.
5. Memberitahu agar tidak menangis
Tak ada yang salahnya kok jika anak mau menangis, baik untuk anak laki-laki atau pun perempuan. Keduanya sama-sama memiliki emosi yang sebaiknya tidak ditahan-tahan. Bila dibiasakan, justru akan membuat ia ‘meledak’ atau menjadi tak terkendali. Bila sampai dibiasakan, ini pun bisa membuat ia berpikir bahwa menangis adalah sesuatu yang tak pantas dilakukan.