
Vlisteners, kalau disuruh memilih, Anda lebih baik dicintai atau mencintai? Kalau sudah membahas soal cinta, rasanya tak ada habisnya. Masing-masing dari kita punya pendapat hingga pengalaman masing-masing terkait cinta. Anda mungkin pernah berada pada suatu masa saat kita terlalu menuntut orang lain mencintai kita apa adanya. Kita meminta orang lain mencintai kita. Namun, seringkali kita lupa bahwa kita tak bisa memaksakan perasaan orang lain. Kita tak bisa mengatur-atur urusan hati orang lain, sekalipun orang tersebut adalah orang yang sudah kita kenal dengan lama. Berikut alasan menuntut dicintai orang lain bisa membuat hati makin rapuh:
Menggantungkan Kebahagiaan pada Orang Lain Itu Melelahkan
Kita baru merasa bahagia bila mendapatkan perhatian dan cintanya. Baru bisa tersenyum saat dia memberi kejutan manis untuk kita. Namun, saat sikapnya berubah atau ada masalah yang membuatnya tidak bisa memberikan perhatian yang kita harapkan, kita jadi kecewa. Kita terlalu menggantungkan kebahagiaan kita pada orang lain. Dan hal itu bisa membuat hidup kita terasa melelahkan.
Ada Hal-Hal yang di Luar Kendali Kita
Tentu saja kita ingin dicintai oleh orang yang kita cintai. Kita ingin merasakan dan mendapatkan kehangatan cinta dari orang terkasih. Namun, kita juga perlu ingat bahwa ada hal-hal yang berada di luar kendali kita. Kita tak bisa mengubah seseorang sesuai standar yang kita punya. Kita tak punya kendali penuh menuntut seseorang memberikan seluruh dunianya untuk kita.
Kekecewaan akan Terasa Begitu Dalam saat Ada yang Tak Berjalan Sesuai Keinginan
Berharap terlalu tinggi, maka ada kemungkinan muncul kekecewaan yang besar saat ada sebuah masalah muncul. Terlalu menuntut dicintai oleh seseorang membuat kita menaruh harapan yang begitu besar padanya. Kadang sampai membuat kita kehilangan akal sehat. Saat ada satu saja hal kecil yang membuat kita sedih, maka kekecewaannya akan terasa begitu dalam. Hati bisa hancur berkeping-keping.