
Vradiofm – Rasa dan aroma unik yang dimiliki kopi menjadikan budaya ngopi di Indonesia sudah tak asing lagi. Bahkan saat ini kedai untuk ngopi ditemui hampir di setiap sudut tempat mulai dari kedai yang sederhana hingga kedai yang mewah. Budaya ngopi yang dulu digemari oleh laki-laki dewasa kini juga sudah mulai digemari oleh anak muda bahkan remaja. Tak jarang anak-anak terlihat tertarik dengan kopi karena melihat orang tuanya mengkonsumsi kopi. Lalu apakah sebenarnya anak-anak diperolehkan untuk mengkonsumsi kopi?
Diane Vizthum, seorang ahli gizi dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan kopi memiliki kafein yang bisa menimbulkan efek respons dosis. Berbeda dengan orang dewasa, tubuh anak-anak belum mampu untuk memproses kafein secara baik ketika sudah memasuki tubuh. Sebab itu, anak-anak akan lebih rentan terhadap efek negatif yang ditimbulkan oleh kafein. Bahkan beberapa kasus, kafein yang terlalu tinggi di tubuh anak-anak akan menimbulkan efek seperti racun.
Menurut Diane Vizthum anak-anak dengan usia kurang dari 12 tahun tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi kopi. Meski begitu, bukan berarti anak-anak dengan usia di atas 12 tahun bisa bebas mengkonsumsinya. Dianjurkan konsumsi kafein untuk anak di atas 12 tahun hanya 85-100 mg/hari saja. Jika diteliti, kandungan kafein sebenarnya ada di dalam berbagai produk makanan, tidak hanya di dalam kopi. Untuk itu orang tua harus lebih selektif memilih jajanan untuk anak-anak terlebih balita. Meski efeknya tidak langsung begitu saja, konsumsi kafein sejak balita akan memiliki efek jangka panjang bagi anak-anak.
Penulis: Mega Mei