Lelang Online Karya Perupa Oleh Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem Untuk Donasi ke Yayasan Kanker Payudara
Monday, 07 November 2022
Lelang Online Karya Perupa Oleh Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem Untuk Donasi ke Yayasan Kanker Payudara

Jakarta, Indonesia – 30 Oktober 2022 – Setelah sukses menyelenggarakan bazar amal pada beberapa waktu lalu, Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem melanjutkan rangkaian kegiatan dalam rangka kampanye Pink Ribbon bekerjasama dengan lima Perupa wanita Indonesia dalam sebuah aksi yang dinamakan aBRAkadabra. Yaitu aksi lelang karya untuk donasi ke Yayasan Kanker Payudara Indonesia.

 

Acara pelelangan dimulai dengan pemaparan hasil karya secara daring melalui media Instagram bersama Heti Palestina Yunani sebagai Kurator dan diikuti oleh lima Perupa yaitu Astuti Kusumo dan Nining Niluh Sudarti dari Jawa Tengah, Prajna Dewantara dan Vera Lasut dari Jakarta, serta Mola dari Cimahi, dengan dipandu oleh perwakilan dari Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem.

 

Lelang aBRAkadabra ini akan berlangsung secara daring melalui akun Instagram milik hotel yaitu @hiltongardeninntamanpalem, mulai 30 Oktober 2022 dan akan ditutup pada Sabtu 5 November 2022. Dimana pengumuman pemenang lelang pada 6 November 2022 di akun yang sama.

 

Publik dapat mengikuti lelang karya para perupa ini, dengan mengisi pada kolom komentar dengan nominal yang diinginkan. Harga lelang dibuka mulai dari Rp 459.000,- (Empat Ratus Lima Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Dan pemenang lelang adalah yang memberikan harga tertinggi pada tiap karya masing-masing Perupa.

 

Pada pemaparan secara daring, Heti Palestina Yunani sebagai Kurator menyampaikan bahwa, “Publik kami ajak untuk mengapresiasi karya unik dari Perupa yaitu lukisan di atas bidang bra ini tanpa melihat ukuran maupun fungsi asli dari karya tersebut. Mari kita berfokus pada apresiasi karya dan donasi untuk mendukung survivor dan pasien kanker payudara.”

 

Lima Perupa menyampaikan karya dan konsep yang berbeda. Masing-masing juga menyampaikan pesan khusus melalui karyanya. Berikut merupakan kurasi dari Heti Palestina Yunani untuk lima karya tersebut:

 

  1. Astuti Kusumo membuat karya yang diberi nama Wuyung.

Wuyung atau kasmaran, identik dengan perwujudan cinta berikut di dalamnya kasih sayang. Umumnya terkait dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan.

Namun berangkat dari titik itu, Astuti melangkah lebih jauh untuk memaknai Wuyung. Dengan sosok laki-laki dan perempuan yang dia gambarkan di atas bra, cinta yang tumbuh sejatinya bisa menjangkau hal-hal yang lebih jauh dan luas. Termasuk untuk para perempuan penderita kanker payudara.

Di mata Astuti, perempuan dengan derita tersebut sangatlah membutuhkan dukungan yang besar. Sebagai pendamping perempuan, sikap laki-laki yang memberikan penerimaan besar terhadap perempuan penderita kanker payudara adalah sebuah bukti cinta yang besar.

Itulah makna Wuyung yang sangat agung.

 

  1. Mola membuat karya yang diberi nama Power of Girl.

Kadang, betapa kelirunya orang melihat wanita. Di balik kelembutannya yang disangka sebagai kelemahan. Atau sangkaan lain yang tidak benar. Namun sayang itu yang sering terjadi di tengah masyarakat. Bukan saja salah di pikiran pria atas wanita, tapi juga oleh wanita atas wanita. Kadang, wanitalah yang melemahkan wanita itu sendiri.

Maka untuk membuat diri kuat, sebenarnya wanita bukan berperang dengan pria. Namun menurut Mola, Power of Girl punya pesan bahwa kekuatan itu harus diberdayakan oleh wanita itu sendiri. Tak perlu bersaing dengan siapa saja. Jika masalah bisa diselesaikan oleh setiap orang (wanita) maka kekuatan itu dengan sendirinya akan muncul.

Tak perlu memusingkan apa yang disangka oleh orang lain di luar sana. Wanita bisa membalikkan apa yang salah itu tanpa membantahnya. Dengan terus bergerak melakukan tugasnya dan berkarya, kekuatan wanita itu akan bermanfaat, tidak hanya untuk dirinya sendiri namun bisa meluas untuk sekitarnya.

 

  1. Nining Niluh Sudarti membuat karya yang diberi nama Pro-Life.

Inilah keberpihakan Nining Niluh Sudarti pada hidup wanita. Baik sebagai individu dan perempuan sebagai gender dalam sosial masyarakat.

Sikap pro Niluh itu ada alasan. Sebagai pakaian intim dan pribadi, kadang Niluh jengah karena seringkali orang menilai seorang wanita dari ukuran bra. Atas fenomena itu, Niluh mengajukan pertanyaan gelisah tentang ekspresi tubuh perempuan yang perlu dikritik. Mengapa mencela? Mengapa menilai? Mengapa menindas?

Pro-life ditujukan untuk peringatan bahwa feminitas dan tubuh wanita adalah bukti signifikan dari kekuatan simbolis. Tidak peduli berapa ukuran bra mereka. Apalagi kita bisa mengambil pilihan lain yang lebih baik. Untuk apa? Paling tidak ya bersama dan saling mendukung. Daripada mengkritik, menindas, atau menyebarkan hal negatif.

Inilah bentuk harapan, unik, kreatif, artistik, dan imajinatif. Lewat benda berupa bra terbukalah kesempatan bagi semua untuk mengambil bagian; pro atau peduli kepada sesama. Diwadahi dalam tujuan yang besar untuk membantu, terutama buat wanita penderita kanker payudara.

Pro-life. Hanya sikap itu yang menjadi dukungan berarti bagi yang membutuhkan.

 

  1. Prajna Dewantara membuat karya yang diberi nama Beautiful Bone.

Tak tahu, jika kanker payudara bisa menyebar ke tulang mana pun. Termasuk tulang rusuk. Nyerinya menjadi salah satu gejala sebelum kanker itu terdiagnosis. Ia lah yang menampung jantung dan paru-paru. Menjadi organ penting dalam tubuh kita yang membuat tetap hidup.

Sebagai simbol, tulang rusuk berarti mendalam. Mewakili amal, perlindungan, pertahanan, kekuatan, keberanian, keberlangsungan, dan ketekunan. Bila dicermati, ia melambangkan pose tubuh yang membungkuk dan memberi, tanpa pernah patah di bawah tekanan apa pun.

Di situlah kecantikan tulang rusuk. Beautiful Bone. Dengannya, Prajna mengingatkan siapa saja untuk jangan menjadi rentan. Jangan biarkan diri kita merasakan rasa sakit yang mengalahkan. Bersama orang-orang tepercaya yang mau membantu, tulang rusuk akan terkuatkan.

Menjelma bagai kupu-kupu dan bunga, Prajna mengangkat sisi kewanitaan yang diliputi harapan abadi dan menjadi kehidupan indah itu sendiri.

 

  1. Vera Lasut membuat karya yang diberi nama Transformation.

Ada dua sosok yang digambarkan Vera Lasut dalam Transformation. Sisi kiri adalah sosok Calon Arang, sisi kanan adalah rupa naga. Ada apa dengan keduanya?

Senada dengan karya artwork Vera Lasut yang berjudul Survivor Spirit, Vera masih berbicara dari Calon Arang yang disimbolkannya sebagai perlawanan kaum perempuan yang sudah lama mengakar dalam budaya Indonesia. Sejak lama perempuan memang telah berjuang menempatkan diri sebagai human being yang terhormat.

Setelah melewati proses yang luar biasa dalam hidupnya, kisah Calon Arang itu menunjukkan kepada siapa saja bahwa perubahan ke arah yang lebih baik akan dicapai jika kaum perempuan itu berani mengungkapkan pendapat dengan sebuah tindakan nyata. Tahapan itu harus dijalani dengan segala pengorbanan yang tak mudah.

Namun pasti ada akhir dari upaya. Proses selalu melahirkan masa transformasi yang diharapkan. Bahkan menjadi naga sekali pun. Bukan rupa mengerikan yang dilihat namun naga adalah gambaran makhluk yang mewakili simbol transformasi luar biasa. Dalam budaya tradisional Tiongkok, naga adalah makhluk majestic yang melambangkan kekuatan, keluhuran, kehormatan, keberuntungan, dan kesuksesan.

 

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami melalui email di bawah ini dan bergabung dengan hotel Hilton dalam menyebarkan semangat Pink Ribbon: HGIjakartaTamanPalem.Info@Hilton.com