Edukasi Seks pada Anak, Gunakan Bahasa Sebenarnya
Monday, 11 August 2014
Edukasi Seks pada Anak, Gunakan Bahasa Sebenarnya

KETIKA anak mulai mempertanyakan hal-hal berbau seksual, orangtua seringkali merasa terkejut. Sebenarnya, orangtua harus menggunakan kesempatan ini untuk memberi pendidikan seks usia dini pada anak.

Sebagai masyarakat dengan budaya Timur, kita seringkali menganggap pendidikan seks terhadap anak merupakan hal tabu. Namun, di era teknologi yang semakin maju seperti sekarang, orangtua perlu memberikan pendidikan tersebut guna melindungi anak dari kekerasan seksual. 

Saat anak mulai bertanya mengenai hal yang berbau seksual, orangtua harus memberi penjelasan yang sebenarnya. Bahkan, orangtua perlu menjelaskan kepada anak mengenai organ reproduksi dalam bahasa yang sebenarnya, sebagai pelajaran awal.

"Sebelum mengajarkan seks, kenalkan organ reproduksi terlebih dahulu dan gunakan bahasa sebenarnya. Bukan istilah lain seperti yang sering digunakan orangtua pada umumnya," kata Mia, orangtua berbagi edukasi pendidikan seks dini dalam acara bertema "We Care, We Share, for Bright Future" Daycare Unilever 2014 di Graha Unilever, Jakarta, Jumat (8/8/2014). 

Pendidikan anak usia dini bertujuan agar mereka memahami fungsi organ reproduksinya. Anak pun harus memahami bahwa ada organ tubuh tertentu yang merupakan area pribadi dan tidak boleh disentuh maupun dilihat oleh orang lain.

Ayah Edy, seorang praktisi Multiple Intelligence & Holistic Learning, mengatakan bahwa pendidikan seks dini bisa diajarkan lewat analogi. "Ajarkan dengan analogi. Misalnya, kamu punya dua kuping, yang kalau satu hilang, kamu masih punya satu. Tapi kalau kamu kehilangan Mr P, bagaimana nanti kamu pipis?," sahutnya pada kesempatan yang sama.

Daycare 2014 sendiri dimulai 21 Juli hingga 8 Agustus. Ini merupakan program yang diselenggarakan Unilever sebagai solusi dan bentuk kepedulian perusahaan terhadap karyawan serta keluarganya. 

 (okezone/ftr)